Raditomo Bagikan Asupan Musik Selepas Tipsy Lewat EP Terbaru “Cultura Dyslexia”

Share

Selang 3 tahun semenjak rilisan debutnya, ‘Been Caged Too Long’ – Raditomo, sebuah solo-project dari Arnold Pradityo akhirnya melepas EP terbarunya dengan tajuk “Cultura Dyslexia”. Berisi 4 buah track, semua lagu yang dikemas Raditomo di dalam EP terbarunya ini menawarkan komposisi dan warna musik yang padu untuk dinikmati orang-orang yang sedang pulang tipsy, ataupun hanya ingin bengong seharian di jalan.

Cerita di dalam EP “Cultura Dyslexia” ini merupakan sudut pandang sang artis akan fenomena budaya dan pop culture yang sedang masif digandrungi orang-orang. Raditomo berpendapat bahwa saat ini kita amat sangat susah menikmati sebuah culture dengan fun & organik karena terlalu banyak variabel budaya yang masuk di kepala kita. Fenomena tersebut menjadi sebuah kebingungan untuk beberapa individu dan dijadikan narasi utama yang dikemas berkesinambungan untuk 4 lagu yang diluncurkan Raditomo di “Cultura Dyslexia”.

Raditomo juga mengangkat warna musik yang berbeda di EP kali ini, tapi masih mengedepankan karakter songwriting ala ballad, flamenco, dan folk yang sebelumnya sudah ia perkenalkan di EP pertamanya. Mulai dari synth-pop, electro-pop, hingga warna ballad disajikan Raditomo di EP terbarunya. Nama-nama mulai dari Devendra Banhart, Postal Service, The Radio Dept., hingga Zhu menjadi ilham bagi Raditomo untuk mendapatkan referensi sound untuk “Cultura Dyslexia”.

Untuk pengerjaan EP ini, Raditomo bekerja sama dengan Adrian Timothy (Psychotic Villager) untuk semua kebutuhan produksi musik, mulai dari composing, arranging, mixing, mastering, hingga recordingRaditomo juga mengajak Micy (Shadowplay) juga Leo Sihombing (SelatMalaka) untuk pengerjaan musik dan featuring pada salah satu lagu. Untuk proses visual, Raditomo mengajak Bunny Teeth untuk visual album. Monica Pakpahan untuk pengerjaan merchandise stiker dan juga Rizky Siagian sebagai fotografernya.

Klik untuk mendengarkan Cultura Dyslexia di Spotify.