Pada awal tahun 2000an, merupakan hal jamak ketika terlihat massa pemuda menggunakan kaos hitam dengan font serupa akar pohon di bilangan perbatasan antara jalan pemuda dan jalan bank. Pemuda-pemuda tersebut tengah mengerumuni pahlawan-pahlawan lokal mereka yang tengah berada di atas panggung di dalam sebuah gedung bernama Gedung Soetedja. Selang waktu berjalan gedung tersebut menjadi semacam pusat dinamika pergerakan pemuda dengan wacana musik underground. Apabila dicatat, ratusan gigs atau konser musik underground telah dilangsukan di gedung tersebut.
Pada tahun 2017, Pemerintah daerah Kabupaten Banyumas memutuskan untuk membuka Gedung Soetedja baru di bilangan Pancurawis, Purwokerto Kidul dengan alasan revitalisasi pasar manis dari pasar tradisional menjadi pasar modern. Perpindahan tersebut pada kenyataannya tidak membawa pula sifat inklusif yang sudah kadung mengakar pada Gedung Soetedja lama.
Melihat fenomena demikian, sekelompok pemuda memutuskan untuk mencoba membicarakan kembali keberadaan gedung tersebut sebagai sebuah ruang urban. Inisiasi awal kegiatan tersebut dilakukan oleh Wiman Rizkidarajat, dosen Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Jenderal Soedirman sekaligus aktivis yang kerap terlibat dalam Heartcorner Collective. Inisiasi tersebut disampaikan dalam sebuah rancangan penelitian berjudul ”Melacak Ruang Alternatif Perkotaan di Purwokerto: Studi Wacana Pamflet Heatcorner Collective 2012-2022” yang diajukan pada kompetisi hibah dana penelitian BLU Universitas Jenderal Soedirman.
Selama melakukan penelitian bersama Heartcorner Collective, kesempatan untuk memperdalam temuan datang dari tawaran Cherrypop Yogyakarta dan Kolektif Hysteria, Semarang. Kerjasama dengan dua mitra tersebut membuat Wiman, Kemal Fuad Ramadhan (Heartcorner Records), dan Farobi Fatkhurrido (Saba Studio) membuat sebuah dokumenter pendek mengenai Gedung Soetedja dalam perspektif keberadaannya sebagai ruang urban yang didasari pada wacana musik underground dengan judul “Ruang Kami: Soetedja”.
Setelah melakukan berbagai pemutaran di luar kota bersama dengan dokumenter pendek lain yang berasal dari Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap, Heartcorner Collective akan mengadakan sesi ekslusif pemutaran ”Ruang Kami: Soetedja” sekaligus presentasi publikasi berjudul ”Urban Space Spatiality in Purwokerto, Jawa Tengah: Case from Gedung Soetedja” yang ditulis oleh Wiman dan telah dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Humaniora Sosiohumaniora Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Volume 10 (1) Februari 2024. Rangkaian acara tersebut diberi tajuk ”Mengenang Kembali Soetedja” dan diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 9 Februari 2024 mulai pukul 19:30 WIB di Hetero Space Purwokerto.