Pie Lace merupakan sebuah proyek musik alternatif/rock yang diusung oleh Ananda Rachmadhan, Novrinda Wibhisana dan Ikhsan Muhamad Mudjenan. Pie Lace menghadirkan karya-karya dalam format single untuk melanjutkan langkah – langkah berikutnya sebagai tanda pertumbuhan karya mereka.
Sebuah single bertajuk ‘Sepuluh Mei‘ telah dirilis dengan didampingi video lirik bertema seseorang yang dalam perasaan yang campur aduk merasakan depresi, kesendirian, meratapi kesedihan. ‘Sepuluh Mei‘ adalah sebuah lagu yang meresap ke dalam hati, mengisahkan perjuangan emosional seseorang yang merindukan kehadiran seseorang yang telah pergi. Dengan lirik yang melankolis dan musik yang enerjik, lagu ini menggambarkan betapa kuatnya harapan dan keikhlasan yang tak tergoyahkan, meski akhirnya harus tunduk pada takdir yang tak dapat dihindari. ‘Sepuluh Mei‘ menjadi simbol dari kerinduan yang abadi dan kekuatan untuk menerima kenyataan pahit, menghadirkan perpaduan sempurna antara keindahan dan kesedihan. Kehadiran lagu ini dapat menemani para pendengar yang sama-sama merasa kehilangan serta mengajak untuk dapat mengikhlaskan seseorang yang telah pergi.
Artwork dari single ini bukanlah sekadar gambar biasa, melainkan sebuah lukisan yang dipenuhi dengan keindahan dan makna mendalam. Lukisan ini diciptakan oleh tangan-tangan terampil dari anak-anak panti asuhan, membawa serta cerita unik dan inspiratif ke dalam setiap goresan warna. Lukisan ini tidak hanya memperindah visual, tetapi juga menggambarkan harapan, impian, dan kekuatan dari anak-anak yang luar biasa tersebut. Kumpulan kaset pita bekas tersebut juga membawa kenangan akan sosok yang telah tiada. Kaset-kaset usang itu menjadi saksi bisu atas perjalanan hidup yang pernah dilalui bersama beliau, menyimpan untaian lagu-lagu yang pernah menemani hari-hari. Perpaduan antara lukisan penuh makna dan kaset pita bekas yang sarat akan kenangan ini menciptakan sebuah visual yang unik dan menyentuh.
Single ini diproduseri oleh Gilang Galih Kusuma dan Novrinda wibhisana yang diproduksi di NGSP Studio. Serta lirik yang ditulis oleh Ananda Rachmadan dilatarbelakangi pengalaman pribadi dari kehilangan almarhumah ibundanya dan disajikan dengan musik bernuansa emosional dan kesedihan.