Ditulis oleh Benarivo Giri, Peserta Magang SABA.3gp
Setelah cukup lama tidak mengamati dan datang pada sebuah acara, kali ini saya berkesempatan untuk kembali menyambangi gigs kembali. Tentu saja saya tidak menyia-nyiakan kesempatan kali ini. Berhubung bulan Mei 2023 banyak gigs musik yang hampir diselenggarakan setiap Sabtu dan Minggu, saya hanya mengunjungi satu saja karena keterbatasan saya seorang yang tidak bisa menyambangi kesemua acara tersebut. Bertempat di “Nice Time Café” Prollogue diselenggarakan oleh “Voicehell” selaku pengiat musik kenamaan di Purwokerto, pada hari Sabtu, 20 Mei 2023.
Acara tersebut sejatinya telah dimulai pada pukul 18.00 WIB, akan tetapi saya terlambat untuk menuju ke lokasi dikarenakan saya sedang mengantri untuk mengisi bensin yang memakan waktu hampir 30 menit lamanya Bersama pengendara lainnya yang akan merayakan malam minggu penuh dengan senyum. Setiba di lokasi gigs bertepatan juga dengan prepare oleh band “Flawless” yang sudah naik diatas panggung, langsung saja saya menuju di sisi samping backstage untuk sekedar mengambil air minum kemasan karena menahan haus sedari perjalanan menuju lokasi.
Dari ujung pintu masuk, penonton sudah mulai memasuki lokasi untuk segera memulai jogetan khasnya ala kungfu panda. Berpindah tempat, band “Flawless” sudah mulai memainkan musiknya dengan lagu “Not Feel Empty With ur Gone” sebagai lagu pembuka, yang kemudian disusul oleh lagu “Let It Be” dan ditutup dengan lagu milik band Bring Me the Horizon yakni “Drown”. Sangat disayangkan oleh saya, setelah melihat penampilan band ini khususnya pada keramaian penonton yang sedari band ini tampil tampak asyik duduk dipinggir diam saja.
Penampilan ke 2 langsung dilanjutkan oleh band Sad Story on Sunday yang desas-desusunya merupakan sesepuh band emo di Purwokerto (kata beberapa penonton yang sempat berbicang dengan saya). Lagu pertama yang dibawakan oleh mereka yaitu “Home II” yang kemudian disusul dengan lagu “Tsunami + This City” dan ditutup oleh lagu hits band ini yakni “We Could be Anyone Else”. Hal menarik dari band ini adalah pada part lagu terakhir yang berkolaborasi dengan 3 vokalis yang salah satunya adalah vokalis dari band “Analog Antagonis” serta vokalis cilik bernama Lennon yang merupakan anak dari vokalis utama band ini yaitu Mas Deskon. Tentu saja pujian dan tepuk tangan tak henti-hentinya diberikan oleh penonton karena melihat ayah dan anak berada satu panggung dan bernyanyi bersama dengan lantang. Bahkan ada satu penonton yang sempat ingin mengabadikan foto bareng bersama vokalis cilik tersebut, akan tetapi anaknya yang pemalu akhirnya enggan menuruti permintaan penonton tersebut.
Selepas itu, penampilan dilanjutkan oleh band fenomenal asal purwokerto yang sudah melalang buana namanya di penjuru dunia musik “Pop Punk” yakni “Polkadots”. Beberapa saat kemudian rombongan yang masih di luar langsung merangsek masuk ke dalam setelah band ini cek sound dengan bunyi gitar yg sedang disetel. Dengan dibuka oleh lagu “Mantan Kekasih” serta tidak ketinggalan juga lagu yang lain seperti Aku dan sahabatku, Pergi, dan SIAP (Saya Ingin Adikku Puas). Tanpa sadar ketika tadi penonton yang berdiri sedikit tiba-tiba jadi membludak menjadi banyak. Alhasil karena tidak memungkinkan saya mendekat panggung, maka saya hanya menikmati band ini tampil dari samping panggung. Apresiasi turut diriuhkan oleh penonton yang hadir setelah band ini selesai main, momen foto bersama penonyon juga tak luput diabadikan untuk jadi kenangan manis di hari ini.
Penampilan selanjutnya dilanjutkan oleh band folk rock kenamaan juga dari purwokerto yakni Hyndia, gempuran penonton dari band sebelumnya juga mulai memadati kembali pada saat band ini mulai naik panggung atas. Kejadian tidak mengenakan menimpa band ini pada saat mereka prepare alat, terjadi beberapa miskom pada saat cek alat dan perpindahan channel gitar oleh kru yang membantu band ini hingga persiapan band ini memakan waktu cukup lama dari waktu yang sudah ada pada rundown acara. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat penonton yang sedari tadi memadati di depan panggung. Lagu pertama dari yang dibawakan berjudul Satu Notasi yang kemudian disusul oleh lagu Warna, Pathetic dan ditutup dengan lagu This Town. Sebenarnya mereka mempersiapkan 7 lagu yang akan dibawakan, akan tetapi karena keterbatasan waktu dari pihak penyelenggara acara akhirnya mereka tidak jadi membawakan dan hanya membawakan 4 lagu saja.
Kemudian, penampilan terakhir merupakan penampilan yang sangat ditunggu-tunggu oleh kawula penonton yang telah datang yakni oleh band Stereowall. Seketika pandangan mata saya langsung tertuju pada vokalis band ini dengan tampilan rambut bondolnya. Orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Cynantia Pratita atau orang menyebutnya Tita. Seakan mata penonton terbius oleh aura vokalisnya hingga beberapa penonton mulai mengeluarkan ponselnya untuk sekedar memfoto dan memvideo momen bertatapan langsung dengan vokalis tersebut. Dengan membawakan lagu yaitu Waktu Yang Hilang, Valedictory, Alive, Tentang Kita, Heaven, Jakarta Hari Ini, Jaga Hati Ini, Blood and Light, Home dan Forever”. Momen unik pada band ini adalah saat Tita menanyakan kepada penonton tentang makanan khas purwokerto apa saja, sontak saja penonton yang hadir kompak menjawab “Mendoan” yang kemudian dibalas dengan gelak tawa oleh Tita yang kembali menyaut jawaban dari penonton tersebut. Tak lupa setelah lagu terakhir oleh band ini, seperti biasa semua personil berfoto bersama dengan penonton dan diakhiri dengan ucapan selamat ulang tahun oleh penonton, personil dan para kru kepada Tita yang pada hari tersebut merayakan ulang tahunnya ke 29 tahun.