Kulineria: Upaya Menjaga Kewarasan dengan Jajanan

Share

Berdasarkan data dari Ipsos Global Advisor, survey tentang indeks kebahagiaan masyarakat Indonesia menempati urutan ketiga dengan total angka 82% penduduknya merasa bahagia dengan sample 500 responden. Beberapa faktor yang menentukan indikator kebahagian tersebut antara lain adalah hubungan dengan keluarga, teman, kesejahteraan, keuangan, politik, hingga kualitas hidup. Tingkat kepuasan tertinggi masyarakat Indonesia terletak pada hubungan keluarga, teman dan saudara yang mencapai angka 89%, sedangkan tingkat kepuasan terendah ada pada aspek politik dan ekonomi negara, serta keuangan pribadi.

Tak heran, dengan kondisi tekanan pekerjaan, keuangan dan pengelolaan negara yang ugal-ugalan, mendorong masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan mental mereka dengan upaya mendatangi tempat wisata, mengunjungi pertunjukan kesenian, atau memenuhi hasrat pangan dan jajan (kuliner) yang tentunya membantu peningkatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di tahun 2024 sebesar 4,01% yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya, yakni sebesar 3,9%.

Berwisata kuliner adalah sebuah upaya yang cenderung mudah, dan relatif murah karena merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Di sisi lain, berwisata kuliner juga bisa diolah menjadi sektor bisnis yang menjanjikan. Peluang ini tentu tidak dilewatkan oleh sebuah gerakan komunal di sektor kuliner yang bernama Kulineria. Digagas oleh beberapa oknum, antara Mankmin yang menggawangi kanal kuliner digital di platform instagram yang pertama di Purwokerto, kulinerpurwokerto_, kemudian Mas Denok yang menjajakan Denok Donat, serta Indra Prakerta yang dilihat dari namanya sudah jelas bahwa dia merupakan pengelola Praketa, bukan Singgah Coffee maupun Yagoan Kofei.

Kulineria digelar dengan interval waktu sebulan sekali di halaman Praketa dengan menyajikan tenant pilihan secara terbatas, yakni lima hingga enam tenant pada tiap pelaksanaannya. Menurut Mankmin, langkah ini diambil bukan dengan maksud membatasi atau bersikap eksklusif, namun lebih karena keterbatasan lahan yang tersedia. Pada edisi kedua ini, Kulineria menampilkan Denok Donat, Norit’s Pizza, sate pedas Nagawara, Risole Dapur Bia, Nasi Kulit Djoksan, dan juga Batagor Fahri. Digelar mulai pukul 15:00, sejak awal waktu kegiatan ini sudah diserbu oleh pengunjung, terutama Norit’s Pizza yang hadir dengan menyajikan menu barunya, sourdough yang ludes terjual dalam waktu kurang lebih 1 jam. Selain itu, Kulineria diadakan sebagai jalan perkenalan menuju kegiatan puncak, Purwokerto Food Festival yang edisi pertamanya pernah hadir di Pascalis Hall pada tahun 2016. Menurut pernyataan Mankmin, setelah hampir 10 tahun kemudian, edisi kedua diharapkan bisa digelar pada tahun ini.

Menurut saya, Kulineria adalah sebuah destinasi penenang hati yang cocok disambangi di ujung pekan. Melewati hari libur yang hampir usai dengan duduk santai menikmati deretan jajanan lezat yang menggugah selera, tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga, cukup dompet saja yang menganga.