Memperingati ulang tahunnya yang ke-164, Jack Daniel’s bekerjasama dengan Cheers Café Purwokerto untuk menyelenggarakan sebuah event bertajuk “Jack Daniel’s On Stage” pada Jumat malam 10 Oktober 2014 lalu. Event tersebut merupakan rangkaian penutup dari roadshow yang sebelumnya juga telah dilakukan di Surabaya dan Jogjakarta. Sebagai brand yang identik dengan musik rock tentu tidak mengherankan jika Jack Daniel’s mendaulat Koil dan /RIF sebagai brand ambassador mereka. Kedua band tersebut tak perlu diraagukan lagi baik secara kualitas maupun kuantitas fanbase. Kolaborasi kedua band yang dianggap pas secara kualitas musikalitas dan dukungan sebuah brand besar, tentu akan menjanjikan sebuah aksi yang memukau. Hal tersebut terbukti dengan terciptanya sebuah anthem hasil dari kolaborasi keduanya bertajuk “Party Party Party”, sebuah anthem yang berpotensi menjadi lagu wajib bagi para pemuja foya-foya.
Waktu telah beranjak dan menunjukan pukul 11.00 malam, namun suasana di dalam venue, Cheers Café, masih jauh dari ekspektasi sebuah pertunjukan rock papan atas yang gemerlap dengan suasana hingar bingar menanti para rockstar beraksi. Baru sekitar setelah 30 menit kemudian terdengar keriuahan berbagai sorakan yang diikuti dengan mulai bertambahnya kerumunan di depan panggung. Tak lama kemudian terlihat satu persatu personil Koil, yang didaulat sebagai pembuka keriuhan di Cheer’s Cafe mulai bermunculan. Dua kakak beradik Otong (vokal, gitar) dan Doni (gitar), Imo (gitar), leon (drum), Adam (bass) telah bersiap dengan alat tempur masing-masing. Otong segera menyapa penonton yang mulai ramai dengan candaan khasnya. Keriuhan tak terhindarkan ketika Koil memulai aksinya yang kali ini diisi oleh setlist seperti “Mendekati Surga”, “Dosa Ini Tak Akan Berhenti”, “Semoga kau lekas sembuh part 2”, “Ajaran Moral Sesaat”, “Sistem Kepemilikan”, “Nyanyikan Lagu Perang”. Sound yang cukup bertenaga didukung aksi panggung terjaga tentu sudah menjadi langganan bagi band yang sempat menjadi raja pensi ini. Bagi saya pribadi penampilan Koil kali ini cukup mengobati kerinduan terhadap sound industrial metal yang semakin langka dan kian pudar termakan trend kekinian. Meski tidak terlalu banyak penonton yang mencurahkan energi lebih di bibir panggung, atau kebanyakan hanya terpaku melihat penampilan Otong cs, namun crowd yang terasa lesu tak lantas membuat enggan para penikmat musik sejati untuk bernyanyi bersama serta sedikit berdansa ala rock sambil sesekali berheadbanging. Koor masal paling memukau terjadi ketika “Aku Lupa Aku Luka” dimainkan, seakan tak mau kalah saat Koil memberikan sajian penutup dengan memainkan nomor “Kenyataan Dalam Dunia Fantasi” para penonton seperti berlomba meneriakan kata “Nasionalisme” layaknya massa actie yang siap turun ke jalan.
Walau perlahan, namun intensitas crowd semakin meninggi hingga akhir penampilan Koil. Sepertinya kali ini penonton lebih memilih bersikap bijak untuk tidak menghabiskan seluruh energi mereka mengingat masih ada sajian nikmat berikutnya dari /RIF. Tanpa menunggu terlalu lama, Andi /RIF segera menggantikan Otong Koil untuk memimpin aksi berikutnya. /RIF segera memanaskan penonton dengan mengajak mereka untuk menyanyikan potongan refrain hits perdana mereka “Radja”, yang melambungkan nama /RIF, sebuah trik yang terbukti ampuh untuk menjaga suasana tetap akrab dan hangat. Sebagai sebuah band yang besar dari panggung ke panggung, /RIF tentu sangat paham bagaimana cara untuk membuka penampilan dengan cara yang elegan. Gaya flamboyan Andi /RIF malam itu mampu membius para penonton untuk bernyanyi bersama mengikuti lantunan vokalnya, sepertinya /RIF telah menemukan “rakjatnya” yang telah lama menahan rindu untuk disapa oleh “sang radja” mereka. Tanpa ragu /RIF terus menggempur seakan tak pernah kehabisan amunisi, setlist andalan mereka seperti “Arah”, “Jeni”, “Planet Kosong”, “Si Hebat”, “Joni Esmod”, “Preman”, “Radja” ditopang dengan performa yang solid dan stage act kelas wahid. Banyak gimmick tercipta seperti saat Ovi dan Jikun bergantian maju ke ujung panggung untuk menunjukan kelihaian dalam memainkan solo gitar yang kemudian diakhiri dengan berduet bersama. Sedikit cooling down terjadi saat/RIF memainkan nomor “Bunga” dengan begitu syahdu, yang segera kembali dihajar tensi tinggi melalui “Lo Toe Ye” yang sekaligus menjadi sajian terakhir, namun bukan yang paling akhir. Seketika tercipta keriuhan paling dahsyat sepanjang malam itu ketika Andi /RIF mempersilakan Koil untuk berbagi panggung dengan mereka. Pemandangan langka dan cukup menggelitik sempat tertangkap pandangan mata saya ketika Legoh kesulitan berjalan hingga harus dipapah rekan-rekanya untuk kembali naik ke panggung, mungkin akibat party yang kelewat tinggi. Keadaan tersebut tidak lantas mempengaruhi Legoh dalam menggebuk set drum ketika Koil dan /RIF berkolaborasi memainkan anthen “Party Party Party” sebagai puncak acara. Otong Koil dan Andi /RIF dengan kharismatik sukses memberikan kesan terakhir untuk pesta rock malam ini, sebelum akhirnya harus mengucap salam perpisahan.
Secara keseluruhan, walau tanpa didukung oleh crowd yang cukup liar layaknya sebuah sajian rock berbahay,. Koil dan /RIF tetap mampu menunjukan daya magisnya, terlihat dari wajah para penonton yang puas dan masih antusias ketika bergegas meninggalkan venue. Banyaknya materi lagu yang tidak dimainkan oleh keduanya, agak memberi kesan bahwa mereka terlalu singkat dalam menyajikan penampilan mereka. Terlepas dari segala kekurangan yang tersaji pada saat pertunjukan, komitmen Cheers Café untuk berupaya memberikan suguhan hiburan musik berkualitas dan berkelas adalah suatu hal yang patut diapresiasi. Terima kasih buat malam yang liar, Cheers Cafe, Koil dan /RIF! (AR)