“Introduce the bad guy named Haidar Alli fuckin’ alcoholic,
Wide mind lotta rhymes comin outta space like an astronomic,
Take it back to the 90’s like the chronic,
Spittin’ venomous lyrics like a fuckin’ arsenic“.
Tidak ada kata-kata yang lebih cocok untuk menggambarkan sosok seorang rapper muda Haidar Alli alias Dracul selain dari penggalan lirik lagu miliknya. Pemuda yang gemar sekali menenggak ciu gel-gelan ini baru saja melangsungkan ritual screening video clip single kedua yang berjudul “A Persona in Control” di sebuah cafe dengan protokol kesehatan. Terlepas dari isu second wave covid yang beredar , padahal first wave aja belom kelar, acara ini tetap berjalan dengan khidmat, lancar, dan damai.
Rangkaian acara yang dipandu oleh MC kondang Aulia Martelina ini dibuka dengan penampilan Tsabit, yang tidak lain dan tidak bukan adalah kakak Dracul sendiri. Membawakan beberapa lagu metal dan classic rock versi akustik, penampilannya cukup memukau beberapa penonton yang hadir. Kemal, Bos dari Heartcorner Records, yang datang bersama saya terpantau ikutan sing a long di saat lagu Drown milik Bring Me The Horizon dibawakan.
Selain bersama Kemal, saya juga hadir bersama Adnan Abadan dari Bunker yang terlihat hanya cengengesan saja. Pemandangan menarik berasal dari Zacky Mohammed. Seperti biasa Zacky hanya melirik sana-sini menatap tajam orang-orang yang datang, entah karena tatapan snob khasnya, mencouba mengkategorisasi mbak-mbak gigs atau karena tengah menyembunyikan tatapan nanar sebab telah resmi dikeluarkan dari Heartcorner untuk bergabung meramaikan kancah kebudayaan di Ibukota.
Selepas penampilan Tsabit, rangkaian acara dilanjutkan dengan bincang-bincang bersama Dracul Thyself. Obsesinya terhadap karakter Count Dracula oleh Abraham ‘Bram’ Stoker lah yang membuat pria bermata sayu karena kebanyakan minum ciu ini memilih ‘Dracul’ sebagai alter egonya. Perjalanan pembentukkan alter egonya tersebut dituangkan dalam single keduanya dengan lirik tajam ciamik nan seram666.
Ia mengakui bahwa single keduanya lebih menantang karena ia harus mengawinkan pribadinya yang eksotis dengan legenda dracula. Sebagai praktisi metafisik skena yang sedang menekuni jurnalisme kritis, saya cukup tertarik dengan bahasan yang sedang berlangsung. Mungkin kapan-kapan saya harus melakukan ritual pemanggilan Nosferatu bersama Dracul. Perlu dicatat saya sudah terlatih memasuk-keluarkan segala jenis arwah halus ke tubuh saya tanpa beban apapun. Hal itu merupakan hal ringan seringan sayap laron. Tanya murid saya kalau tidak percaya.
Sesi acara dilanjutkan dengan penampilan eksklusif Dracul diiringi oleh DJ nyentrik beramput pink, Eininos, yang merupakan kawan lama saya. Dracul membawakan tiga lagu dari albumnya sendiri, yang kabarnya akan rilis dalam waktu dekat. Tak lupa pula ia membawakan lagu “A Persona in Control”, lagu yang melandasi adanya acara pada malam hari itu.
“A Persona in Control”
Seusai penampilan Dracul, screening video clip dimulai.
“.. Niat.”
“.. Apik.”
Kata-kata itulah yang terulang di benak saya. Saya tidak bisa berkomentar lain.
Acara yang berlangsung tidak lebih dari jua jam itu pun ditutup dengan quote berapi-api oleh Dracul, “Tetaplah berkarya, jangan takut untuk berbeda!”.
Saya tidak bertahan lama-lama karena Kemal yang mengeluhkan kesehatannya, meminta langsung pulang. Sedangkan Zacky masih di lokasi. Kabarnya beliau sedang menunggu perwakilan sebuah brand rokok ternama guna membahas hal-hal ultra kreatif. Memang setelah dibebas-tugaskan dari Heartcorner, ia terlihat semakin mantap sibuk sana-sini. Entah dalam berbagai project kebudayaan atau dalam project bersama korporasi-korporasi besar.
Saya menyalami Dracul. Ia yang mengetahui kebiasaan saya tidak bersalaman karena asing dengan kultur srawung hanya bisa terkejut.
“Lohhh.. mau salaman?”.
“Special occasion, malam ini special buat kamu, selamat.”, Jawabku.
Segala Puji bagi Dracul, saya tunggu karya-karyamu yang lain. Pesan saya satu saja, kalo udah mabok mbok ya jangan kebut-kebutan. (GP)