Dengung suara amplifier mulai terdengar dari pinggir jalan utama HR Bunyamin. Lampu mulai menyorot sudut lahan parkir sebuah tempat ngopi ala street cafe bernama Kopi Kebon. Waktu menunjukkan pukul 19.20, Tasya dan Hasim selaku host menunjukkan diri untuk membuka acara perpisahan, atau dalam bahasa kerennya Farewell Party untuk tempat ngofey yang lahir tahun 2006 ini.
Acara perpisahan ini digelar selama dua hari, yakni dari mulai tanggal 6-7 Januari dalam langka merayakan perpisahan pihak manajemen Kopi Kebon serta ekosistem yang ada di dalamnya dengan bangunan yang mereka tempati sekarang dikarenakan habis kontrak sewanya.
Hari pertama, acara diramaikan oleh penampilan dari beberapa nama yang sudah tidak asing, bahkan mungkin membosankan untuk kita semua. Sebuah band bernama Blueprints membuka acara dengan membawakan nomor-nomor terbaik dari Jimi Hendrix dan The Beatles. Disusul dengan Horrorshow yang konsisten dengan Oi n Roll! milik mereka, meski diperkuat oleh beberapa personel baru. Kemudian ada Pagi Yang Indah yang tampil prima dengan membawakan lagu-lagu indohits hingga Santeria milik Sublime. Lalu keriaan hari pertama ditutup oleh Where Are You yang mendeklarasikan untuk vakum hingga menemukan personel yang komitmen, kata Jalom. Bagi saya, ini sungguh menjadi ending yang cukup dramatis untuk menutup pertemuan pada gelaran perpisahan tersebut.
Kemudian pada hari kedua acara perpisahan Kopi Kebon dibuka oleh DJ Kaset Akhir Zaman yang dipernkan oleh Bagas & Adit Noise si Lucu. Lalu malam harinya acara dilanjutkan oleh beberapa kolektif punk rock seperti SSC (Sokaraja Street Crew), Metroriot yang selalu memberikan santunan kepada penonton saat beraksi di panggung, Diven, BLNTR, serta ada drakula jatuh cinta alias Dracul.
Secara keseluruhan, selama dua hari menggelar acara perayaan perpisahan tersebut berjalan secara lancar dan tertib meski sempat diguyur hujan. Tidak adanya pula ‘gangguan’ secara fisik yang berupa sweeping atau razia dari para pemangku kepentingan. Namun yang ada hanya ‘kiriman’ yang tak kasat mata, alias doa-doa dari lingkar ekosistem Kopi Kebon agar segera menemukan raganya yang baru pada akhir kegiatan.
Bagi saya, ini adalah perpisahan kali kedua dengan Kebon. Berpisah secara fisik bangunannya, tapi tidak dengat semangatnya. Tahun 2009 kami pernah berpisah dengan Kebon, lalu hidup kembali kurang lebih enam tahun kemudian. Untuk sekarang, Kopi Kebon mungkin sedang tidak bisa kita temui keberadaannya secara fisik. Namun semangatnya yang konsisten dalam mengakomodir serta menjadi ruang temu ide dan gagasan kreatif akan selalu dikenang dari awal mereka berdiri. Saya masih tetap percaya dengan kompetensi orang-orang di balik layarnya, Kebon akan datang kembali berganti rupa, dengan semangat yang sama, tentu dengan kondisi yang lebih baik lagi dari sekarang.