“Judge an album by it’s cover” adalah pedoman saya dalam membeli sebuah rilisan fisik. Gagasan itu awalnya dilontarkan oleh teman saya yang berpendapat bahwa keseriusan seseorang dalam membuat sebuah album berbanding lurus dengan pembuatan kovernya. Dan sungguh, berdasarkan pedoman tersebut baru pernah satu kali saya ambyar ketika membeli album. Selebihnya, ekspektasi tersebut selalu terbayarkan dengan pedoman tersebut apalagi saat membeli rilisan fisik dengan metode “random picking”. Metode yang masih sering dilakukan ini berbanding lurus dengan kemalasan dalam belanja “online”. Jadilah, saya hanya menunggu stok terbaru dari heartcorner records atau demajors purwokerto, lalu membeli album yang covernya menarik mata.
Album yang akan saya review kali ini adalah “she is actually a lot more expressive, why don’t you search for her” dari The Verlived Orchestra. Album yang dibeli tiga tahun lalu ini adalah contoh bagaimana saya melakukan random picking seperti yang disampiakan pada paragraf di atas. Sebelumnya saya tidak pernah mengetahui tentang band ini, namun karena paduan kover yang aesthetic dan judul album yang sesuai dengan keaadaan yang masih menyendiri, diputuskanlah untuk membeli album tersebut.
Menurut penelusuran saya di internet, The Verlived Orchestra adalah band asal Bandung yang bubar tahun lalu. Mereka membawakan emo revival plus band tribute Kashiwa Yukina dan “off-tempos lover, terrific band” menurut mereka sendiri. Sematan itu tidak akan dipermsalahkan. Karena meskipun sangat menyukai genre sematan tersebut, saya belum dapat menemukan titik temu bagaimana Paramore, The Used, My Chemical Romance bisa bersanding dengan Orchid, Rites of Spring bahkan Weezer di Top 40 Emo Album of All Time susunan Rolling Stone USA.
Selain itu, saya memang sangat menggemari band-band berlabel “emo” yang gaya bermusiknya seaneh apapun tetapi liriknya berbau pesimis, kalut, marah dan introspeksi diri karena sungguh itu yang selalu saya rasakan beberapa tahun belakangan. Entah mengapa saya segera menduga judul album yang sangat panjang serta kovernya yang “aesthetic” dengan beberapa potret kesunyian jalanan Jepang berbanding terbalik dengan kemanisan kovernya. Khas sekali seperti band-band Skramz, yang katanya emo dengan gaya bermusik yang masih asli.
Dugaan saya sepenuhnya tepat, di album yang hanya berisi dua track pendek “Part I : New year” dan “48 Hearths of Kids Talk, 8 Teams, and a Captain” serta sebuah track sepanjang tujuh menit lebih berjudul “you are the only cashew nut that give me happiness, it is in your name” dan tiga bonus track “Caught in a Flood with the Captain of the Cheerleading Squad (I Hate Myself cover)”, “masa sarau”, “Part II : Another levitation”.
Setelah, membuka Kover album nan “aesthetic” yang memanjakan mata dan memutar CDnya, terdengar komposisi music yang berisi kekacauan-kekacauan dengan distorsi di arah jam lima pada amplifier dan sentuhan sampling “harsh” yang digeber di kisaran dua menit. Aura kemarahan yang terasa dari komposisi yang ada membuat saya makin tertarik apa yang sebenarnya lirik-lirik yang diteriakkan. Sehingga keinginan untuk membaca booklet lirik dengan potret kesunyian jalanan Jepang jepretan Mr. Budi Surachmat yang sesunyi hati ini semakin tak terbendung. Benar saja, lirik yang tertulis di sana menggambarkan kemarahan yang ditujukan pada diri sendiri. Sebuah renungan atas memori yang tak terlalu baik nampaknya. Dan siapapun mbak-mbak yang mencampakkan mas Dimaz Ramadhan Putra sebagai otak di balik band ini, sungguh mbak-mbak yang terlalu. Karena dia berhasil membuat mas Dimaz menulis lirik pertanyaan perihal eksistensinya dengan singkat dan padat namun mencabik hati. Masalahnya, lirik tersebut turut mencabik hati saya dan jadi membuka memori yang sudah-sudah. Sialan!
Musikalitas yang disampaikan The Verlifed Orchestra pada dasarnya memang tidak mengandung kebaruan. Tetapi, setidaknya jika kita menyukai band semacam Orchid, Hiretsukan, I Hate Myself, Rites of Spring dan mengharapkan lagu-lagu baru dari mereka, The Verlived Orchestra bisa menjadi sebuah alternatif mengingat band-band tersebut telah punah.
Sungguh, kover yang sangat manis tersebut ternyata hanyalah jebakan dari isi lagu yang hancur lebur dari segi lirik dan arasemen dalam arti positif. Meskipun sudah saya antisipasi sebelumnya, ternyata sedalam ini tusukan yang diberikan. Hingga akhirnya, saya yang berulang kali membaca lirik album “She Is Actually A Lot More Expressive, Why Don’t You Search For Her?” pun akhirnya memutuskan untuk mematikan lampu kamar, memojokkan diri, dan terus meresapi kalimat dari track “48 Hearths of Kids Talk, 8 Teams, and a Captain” yang berbunyi “Who is the person you wish to be yours?calm your dorm, and I’m sorry. It’s you, until now. And I’ll keep questioning, will god let you talk to me or keep the answers in his own knowing. ” (RW)