Oyasha! – Honeybeat

Share

Artist: Honeybeat  |  Album: Oyasha  |  Genre: Pop/J-pop/Jazz  |  Label: Demajors  |  Tahun: 2013

Pada awalnya, saya sama sekali tidak mengetahui apapun mengenai Honeybeat. Pertaruhan yang sangat besar saya lakukan karena saat membeli album Oyasha ini saya hanya menggali beberapa sample lagu mereka di web Demajors dan mendasarkan ketertarikan saya pada cover album serba pink, yang menurut saya desainnya paling berbeda di antara album lain yang ditawarkan oleh teman saya saat itu. Sayapun tidak pernah berpikiran bahwa title album “Oyasha” adalah garis merah dari gaya musik mereka, Jepang. Gaya musik seperti ini mencapai masa jayanya pada saat saya SMP sekitar tahun 2005-2006 dengan banyaknya event berbau negeri matahari terbit tersebut di ibukota. Purwokerto sendiri mungkin sama sekali tak terjamah dengan tren saat itu, kalaupun ada mungkin hanya sebuah kumpulan kecil yang tidak go publish. Banyak band dengan gaya musik jepang bermunculan pada saat itu antara lain  Shiroi Hana, Melody Maker, J-Rocks yang berhasil tembus ke major label. Semuanya saya dapatkan dari sebuah majalah anime yang memiliki laman khusus untuk band-band seperti ini. Namun, seiring berjalannya waktu  tren ini memudar dan hanya menyisakan kumpulan kecil yang masih bertahan.

Kembali ke Honeybeat, “Oyasha” adalah album kedua mereka, begitu menurut info yang saya dapatkan di internet. Pada saat menulis review album inipun saya belum pernah mendengarkan album pertama mereka. Untungnya band yang beranggotakan Nita, Ocang, Gema, Amos dan Andos ini mempunyai dokumentasi yang baik pada portal video Youtube sehingga cukup memberikan gambaran bagaimana live perform, beberapa lagu dari  album pertama serta progres musik mereka. Dan ternyata merekapun cukup rajin berkarya dengan menelurkan beberapa single (dan pada saat tulisan ini dibuat mereka juga sudah mengeluarkan EP terbaru bertitel Winners Identity).

Sekarang mari ke Oyasha, album ini berisi 10 lagu yang terdiri dari 3 bahasa, Indonesia, inggris dan Jepang yang menjadi identitas musik mereka. Secara musikal pemilihan sound mereka benar-benar tepat, jika anda sebelumnya sudah pernah mendengarkan “musik jepang” dan saat lagu mereka terputar anda tidak menilik terlebih dahulu pemutar musik anda, mungkin anda akan tertipu dengan  lagu pembuka di album Oyasha yang bertitle “Platonic Issue”, anda mungkin akan merasa ini adalah band (yang benar-benar berasal) dari Jepang. Untungnya anda segera disadarkan karena lagu kedua dalam album ini berjudul “Rupa-Rupa”  berbahasa Indonesia. Pada “Rupa-Rupa”, aroma musik Tokyo Jihen semakin menyengat hingga pada lagu-lagu berikutnya dan vocal Nita pun sangat terasa seperti Sheena Ringgo.

“Secara keseluruhan menikmati album “Oyasha!” ini benar-benar mengingatkan kita pada sentuhan-sentuhan Tokyo Jihen pada abum Variety…”

Honeybeat memang tidak memungkiri bahwa Tokyo Jihen adalah salah satu band yang menginfluence  mereka dalam menyajikan runutan kreativitas. Namun,justru inilah poin lebih dari Honeybeat. Ketika band dengan gaya musik Jepang di Indonesia kebanyakan mengacu pada band yang itu-itu saja, Honeybeat justru mampu menunjukan kedalaman pemahaman mereka dalam mengadaptasi sebuah gaya musik dari luar negeri menjadi sesuatu yang khas yang menjadi milik mereka. Kembali pada review album, pada lagu ketiga dalam album Oyasha, “Music Teraphy” membuka komposisinya  melalui intro berupa dentingan piano seperti kebanyakan band-band bossanova yang terasa chill out, namun berubah menjadi upbeat pada akhir lagu dengan sentuhan yang sangat”Jepang” sehingga memberikan penaikan tensi dari prolog menuju klimaks yang sangat menyenangkan. Formula tersebut juga diberikan pada lagu selanjutnya, “Seperti Magician”. Lagu favorit saya sendiri di album ini jatuh pada 2 track yaitu “Oyasha!” (yang memiliki judul sama dengan title album ini) dan “Alien Invasion”. Alasan saya memilih “Oyasha!” sebagai track favorit adalah karena  track tersebut memiliki ketukan upbeat dengan bahasa jepang dan pemilihan sound keyboard yang lagi-lagi sangat ”Jepang” dan alasan untuk memilih track “Alien Invasion” sebagai track favorit kedua lebih dikarenakan lagu ini bernuansa seperti musik yang Toki Asako bawakan pada album debutnya.

Secara keseluruhan menikmati album “Oyasha!” ini benar-benar mengingatkan kita pada sentuhan-sentuhan Tokyo Jihen pada abum Variety, dan menurut saya kesuksesan terbesar dari album “Oyasha!” ini adalah musik yang dibawakan Honeybeat tidak kemudian menjadikan band ini  segmented dalam artian hanya dapat dinikmati pendengar yang  mencintai musik bergaya jepang saja, namun album ini malah memperlebar tastenya juga dengan mampu merasuk ke telinga para penyuka jazz maupu indiepop. Dengan banyaknya optimisme dalam album ini, saya sangat yakin, bagi kalian yang mencari sebuah kesegaran pada rilisan lokal, inilah album yang sangat saya rekomendasikan. Jadi beranikanlah “berjudi” seperti apa yang saya lakukan.(RW)