Energy Nuclear – All Humans Are Weird

Share

Artist: Energy Nuclear | Album: All Humans Are Weird | Genre: Progresif/metal/math | Label: Rusty Nails | Tahun: 2017

Saluran MTV pada tahun 2004-2006 kerap menampilkan video-video musik emo versi mereka. Repetisi tersebut menciptakan gelombang tren Emo-MTV . Cirinya, mereka tampil seragam dengan fashion rambut poni lempar dan memainkan musik rock dengan balutan nyanyian merdu dan vokal “scream”. Namun, jika diperhatikan lebih jauh dari gelombang tersebut, ada satu band yang, walaupun menganut fashion yang hampir sama dengan kebanyakan, memiliki direksi musik yang berbeda dibandingkan dengan yang lain. Band tersebut adalah The Fall Of Troy. Mereka selalu bereksplorasi habis-habisan pada tiap rilisan. Eksplorasi tersebut membawa mereka hingga akhirnya mantap di ranah yang disebut sebagai musik progresif/math. Pencapaian tersebut terlihat jelas pada album Panthom on The Horizon.

Pencapaian orisinil mereka dan membuat banyak pendengar memberikan perhatian lebih pada mereka dibanding band “Emo-Mtv” lain yang sekadar numpang lewat saja. Pionir tentu akan lahir followers. Namun, tampaknya banyak yang malu-malu mengakui bahwa The Fall Of Troy, band dengan personil anak muda bergaya poni lempar serta fashion yang ngeHype di kala itu, sebagai inspirasi musik mereka.

Lalu, apa sebenarnya alasan utama saya meloncat jauh ke 2004-2006 dan membahas The Fall of Troy? Tidak lain adalah karena saya membuka arsip tulisan yang mangkrak sejak 2014 lalu. Dalam tulisan tersebut saya menulis tentang sebuah album dari band yang tanpa malu-malu mencantumkan The Fall of Troy sebagai salah satu pengaruh mereka, setidaknya di laman Facebook mereka. Band tersebut adalah Energy Nuclear dari Yogyakarta. Mereka pernah manggung di Purwokerto sekitar tahun 2013 di rangkaian Bladhus Tour dan album mereka dirilis setahun setelahnya.

Arsip tulisan ini digubah agar tetap sesuai di tahun 2018, saya memang sudah tidak mengikuti perkembangan musik independen lokal. Sehingga, bagaimana rimbanya Energy Nuclearpun lolos dari perhatian saya. Iseng saya kembali membuka akun facebook dan membuka laman trio yang terdiri dari Yogi Surya,Rahmat Gunawan dan Swakresna Edityo Murti yang nampaknya sama usangnya dengan akun saya. Padahal, album mereka yang bertitel All Humans are Weird merupakan suatu kesegaran dalam skena pada masa itu.

Album tersebut merupakan album perdana Energy Nuclear yang terdiri atas 10 lagu dan berdurasi total kurang lebih 20 menit. Terlalu sebentar? Iya. Sejak awal kemunculannya, Mereka memang hanya membuat komposisi lagu dengan durasi antara 1 sampai 2 menit saja. Meskipun bukan suatu keharusan, namun inilah identitas mereka sebagai pengusung math-core yang taat. Tanpa durasi yang terlalu lama, mereka mampu membuat sebuah komposisi rumit yang dapat menjebak dengan ketukan ganjil dan aransemen musik yang kompleks.

Bayangkan saja, saat kita sedang fokus untuk berpikir mengenai sebuah lagu, sebelum berhasil mencernanya, pemutar musik sudah menyajikan lagu berikutnya. Tentu saja kompleksitas dan singkatnya mathcore yang mereka geber tidak lepas dari hasil gado-gado dari pengaruh musikalitas mereka.
10 track yang mereka sajikan tidak akan dijabarkan satu persatu dalam tulisan ini. Tetapi ada beberapa highlight yang bisa menjadi benchmark album brilian ini. Coba dengarkan colongan-colongan pada “Pathetic” yang ganjil. Atau pemilihan arasemen dan juga sound clean pada lagu “Noitarbelec Msinodeh” “Useless Deed” dan “Tyrant” yang mengingatkan saya pada band-band mathrock/post-hardcore.

Pemilihan sound gitar purba yang lebih umum dipakai band punk atau indie rock, bisa jadi merupakan tanda bahwa personel Energy Nuclear merupakan pendengar yang terbuka terhadap musik apa saja dan tidak terpancang pada ranah math/chaotic saja. Pada track “Alert”, “Obsolete Theory”, “Pseudo-Psyche” dan “Useless Deed” mereka berhasil menciptakan “kerusuhan” yang membuat kita mengingat punggawa lawas macam The Blood Brothers, Tera Melos, bahkan The Locust! Sebuah langkah berani pada saat itu dimana bermain music mathcore/rock merujuk pada band yang itu-itu saja dan pembaca pasti paham band apa yang dimaksud. Jadi, berharap album ini akan dijejali dengan kerumitan total dengan distorsi tebal nampaknya akan sia-sia.

Apa yang mereka sajikan adalah bentuk nostalgia saya pada saat In The Unlikely Event milik The Fall Of Troy yang dirilis pada waktu itu. Yah, meskipun hal tersebut mengesankan All Humans Are Weird tidak orisinil, namun adakah band lokal yang serupa dan akankah mereka mengulangnya kembali?(RW)