“Your Revolution” – Something About Lola (S.A.L)

Share

Artist: Something About Lola | Album: Your Revolution | Genre: Pop Punk/ Rock | Label: S.A.L/SUAR STEREO | Tahun: 2015
 

Berbicara masalah scene pop punk di Semarang, saya tidak pernah lupa dengan Something About Lola (mereka sekarang lebih nyaman dipanggil S.A.L). Mereka menjadi ikon pensi pada tahun 2007-2011. Hampir di semua gelaran pensi sekolah bahkan unniversitas, nama S.A.L selalu menjadi headliner. Dengan lagu-lagu mereka yang easy listening serta frontman yang sangat chatcy. Firman Ferdian a.k.a Combot (Vokal), Rossy Kuntjoro (Gitar), Hendragita a.k.a Een (Gitar), Brintz a.k.a Singhbay (Bass) dan Anto (Drum).

S.A.L merupakan unit pop-punk asal Kota Semarang yang telah mengeluarkan  2 buah EP, yaitu Men Love Avenue EP (2007) dan Red Town EP (2008). Setelah hampir 7 tahun tidak merilis album, di awal tahun 2015 S.A.L merilis full album pertama mereka yang berjudul Your Revolution dalam bentuk CD. Album ini berisi 10 lagu, yang berisi beberapa lagu lama mereka namun dibawakan dengan aransemen music yang baru.

Your Revolution dibuka dengan intro yang mereka namai “Preambule” dan disambung dengan lagu “White Stallion”, sebuah lagu yang langsung nendang di telinga saya. Paduan yang tepat menjadikan lagu ini sebagai lagu pembuka pada album ini. Untuk para pecinta bola, sudah pasti ingat final Liga Champions yang saat itu mempertemukan AC Milan dan Liverpool di Istanbul dan kemudian mereka bertemu kembali di Athena. Yap, lagu “Istanbul to Athens” ini memang terinspirasi dari pertandingan tersebut apalagi yang menulis lirik (Rossy) adalah seorang Milanisti garis keras. Lagu ini memang lagu lama mereka dari EP Red Town namun jika kita mendengarkan pastilah berbeda dari segi aransemen, dan juga sedikit perubahan lirik. “Pandora’s Eyes” merupakan lagu lama dan merupakan single terakhir merka sebelum merka bersemedi dalam waktu yang cukup lama. Kalau kita dengarkan antara judul lagu dan lirik tidak ada hubungannya sama sekali, entah apa maksudnya, lagu ini sangat berbeda pada aransemennya dengan versi pendahulunya, sound keyboard yang memang menjadi ciri khas dari lagu ini hilang karena Rico Julian yang dulu sempat menjadi personil ke-6 mereka, dan juga ikut ambil bagian dalam penggarapan dan penulisan lirik lagu ini sudah tak bersama dengan S.A.L lagi. Lagu “Blackbolt” menurut saya adalah lagu paling sempurna dalam album ini, dengan intro yang sangat berbeda dengan lagu mereka pada umumnya, dan pemilihan sound gitar yang berbeda menjadikan lagu ini memiliki aura tersendiri, ini sangat berbeda dengan lagu S.A.L kebanyakan. “31” menjadi trek selanjutnya, lagu ini memang terdengar sama dengan yang lain, tapi pada bagian tengah lagu kita akan mendapan nuansa yang berbeda dengan lagu lain. Apalagi ditambah dengan suara saxophone, menambah suasana lagu ini menjadi sedikit spesial.

Entah mengapa lagu “Majesty’s Secret Services” selalu nongol di setiap album mereka, konon katanya lagu inilah yang membawa S.A.L di puncak kesuksesan dan dikenal hampir di seluruh Nusantara, setelah sebelumnya ada di EP pertama Men Love Avenue, dan EP Red Town yang dibawakan dalam versi akustik, di album ini tidak jauh berbeda dengan versi pertama, perbedaan paling dominan ada di sound mereka yang lebih galak. Saya sendiri merasa bingung dengan judul trek berikutnya yang mereka beri judul  “L.T.”, usut punya usut L. T. merupakan singkatan nama seorang penulis bernama Leo Tolstoy saya sendiri kurang begitu paham apa maksud dari pengambilan judul ini. Lagu  “Tower of Light” memang terkesan biasa saja, kurangnya eksplorasi pada gitar, hanya mengandalkan ketebalan sound saja, sebenarnya lagu ini juga tak terlalu buruk, hanya ketika kita mendengarkan satu album full kita akan merasakan kebosanan pada trek ini. “9 Detik Dari Sekarang” menjadi trek penutup dalam album ini, lagu ini merupakan lagu lama. Bisa dibilang ini adalah lagu pertama mereka yang berbahasa Indonesia, karena mereka sebelumnya identik dengan lirik-lirik berbahasa Inggris, lagu ini banyak bercerita tentang perjalanan mereka ketika mereka tampil di berbagai gig di luar kota bisa dibilang lagu ini sebagai penyemangat mereka, seperti yang terdapat dalam lirik “tancapkan taring dan buktikan, pada dunia…”.

Secara keseluruhan album ini menunjukkan kematangan mereka dalam bermusik, namun beberapa trek terdengar serupa dan dengan aransemen dan pengambilan chord serta nada yang sama sehingga terdengar monoton (mungkin hanya perasaanku saja), andai saja album ini dilengkapi trek manis seperti lagu mereka The Best Part Of Writing A Song Is To Name It di EP Red Town pasti album Your Revolution ini akan menjadi sangat luar biasa, tetapi hal tersebut tertutup dengan sound yang tebal dan mantap seolah mereka sedang menunjukan kalau mereka masih berbahaya walau sudah bukan remaja dan menjadi obat akan kerinduan pada band yang satu ini. (AFA)